Kegemukan ternyatan bukan hanya disebabkan oleh pola makan yang tidak
terkontrol. Hasil penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari
Universitas Northwestern di Chicago, AS mengungkapkan bahwa penggunaan
gagdet dimalam hari bisa menyebabkan bertambahnya berat badan dan lebih
buruknya, bisa menyebabkan obesitas.
Terdapat hubungan antara paparan cahaya yang dipancarkan oleh smartphone dengan peningkatan rasa lapar. Para ilmuwan tersebut mengatakan bahwa rasa lapar tersebut akan meningkat selama beberapa jam. Bahkan, masih bisa dirasakan walaupun penggunanya sudah menyantap makanan.
Paparan cahaya biru yang dikeluarkan gadget berhubungan dengan peningkatan rasa lapar yang dimulai 15 menit setelah gadget dinyalakan dan efek nya masih berjalan hingga dua jam setelah makan. Selain bisa meningkatkan rasa lapar, cahaya biru tersebut terbukti menurunkan rasa kantuk pada malam hari, sehingga meningkatkan resiko insomnia.
Ivy Cheung, anggota tim ilmuwan Universitas Northwestern mengatakan, setiap tiga jam paparan cahaya biru dari gadget di malam hari berakibat akut meningkatkan rasa lapar dan metabolisme glukosa.
“Hasil penelitian ini penting karena menunjukkan bahwa manipulasi paparan cahaya dalam lingkungan sehari-hari manusia dapat menjadi pendekatan baru untuk mempengaruhi pola asupan makanan dan metabolisme,” katanya. Meski demikian, Cheung mengatakan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan mekanisme aksi yang melibatkan hubungan antara paparan cahaya, rasa lapar, dan metabolisme.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pengguna Gadget dimalam hari segera meninggalkan kebiasaannya agar tidak terserang obesitas.
Terdapat hubungan antara paparan cahaya yang dipancarkan oleh smartphone dengan peningkatan rasa lapar. Para ilmuwan tersebut mengatakan bahwa rasa lapar tersebut akan meningkat selama beberapa jam. Bahkan, masih bisa dirasakan walaupun penggunanya sudah menyantap makanan.
Paparan cahaya biru yang dikeluarkan gadget berhubungan dengan peningkatan rasa lapar yang dimulai 15 menit setelah gadget dinyalakan dan efek nya masih berjalan hingga dua jam setelah makan. Selain bisa meningkatkan rasa lapar, cahaya biru tersebut terbukti menurunkan rasa kantuk pada malam hari, sehingga meningkatkan resiko insomnia.
Ivy Cheung, anggota tim ilmuwan Universitas Northwestern mengatakan, setiap tiga jam paparan cahaya biru dari gadget di malam hari berakibat akut meningkatkan rasa lapar dan metabolisme glukosa.
“Hasil penelitian ini penting karena menunjukkan bahwa manipulasi paparan cahaya dalam lingkungan sehari-hari manusia dapat menjadi pendekatan baru untuk mempengaruhi pola asupan makanan dan metabolisme,” katanya. Meski demikian, Cheung mengatakan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan mekanisme aksi yang melibatkan hubungan antara paparan cahaya, rasa lapar, dan metabolisme.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pengguna Gadget dimalam hari segera meninggalkan kebiasaannya agar tidak terserang obesitas.